Sabtu, 06 September 2014

'Lovhobia'? Yes!

Judul: Lovhobia
Penulis: Elsa Puspita
Tebal halaman: 195 halaman
Penerbit: Bentang Belia
        Aku sempet galau mau beli ni buku atau ngga. Sebabnya kata-kata Chimut kemaren masih terngiang di telingaku "Bacaanmu aja cinta-cintaan terus, ganti yang tentang kehidupan biar ngga galau terus". Ya, menimbang umurku yang 17 (+banyak), baca novel tentang cinta gitu kurang tepat. Harusnya aku baca buku berat kaya karyanya Campbell atau buku ipa kurikulum 2013 (buat bahan skripsi). Tapi ngga pernah ngalamin cinta (berbalas) membuatku mencoba mengerti hal absurd itu melalui bacaan. Ok cukup...
       Pertama kali baca bulrb (bener ga nih nulisnya? males googling) nya. Ku pikir tulisan ini ngambil POV dari tokoh utama cewek ternyata ngga. Point pertama yang bikin aku pengin ngelanjutin baca. 
       Novel ini bercerita tentang cowok yang takut cinta dan cewek yang belum pernah ngalamin cinta. Gefan, cowok 'preman' yang dingin dan Aura yang tomboy bertemu akibat jaring-jaring persahabatan. Mereka kemudian sama-sama belajar bahwa suatu saat kita akan bertemu dengan orang yang tepat, sama tepatnya seperti 1 + 1 = 2. 
      Yang aku suka adalah tokohnya yang beragam baik itu profesi maupun hobi, jadi banyak pengetahuan tentang banyak hal. Misalnya, tentang sand-art, film, sama dunia part time job. Tapi, bakalan lebih sempurna lagi kalau ditambah penjelasan tentang penyakit jiwa yang dialami ibu nya Gefan (terpengaruh tontonan IOIL).
        Suka juga penggambaran Gefan yang ngga mudah memaafkan atas apa yang dilakuin sama ayahnya. Itu bikin sosok Gefan jadi lebih realistis. Aku adalah penganut konsep 'memaafkan itu butuh waktu'. Jadi ngga semua orang bisa memaafkan dengan terucapnya kata maaf. Butuh waktu untuk mencerna dan menerima mengapa seseorang melakukan hal yang kita anggap salah.
     Selera orang beda-beda sih tapi menurutku narasi-less itu bikin kita terdorong buat baca kira-kira apa yang akan dilakukan tokoh selanjutnya. 
       Yah, kayak yang di panduan untuk membuat resensi buku, kita harus nyantumin kekurangan yang ada di novel ini. Ngga fatal sih, cuma nunjukkin aja kalau kita itu manusia yang ngga sempurna. Jadi ada beberapa panggilan Aura yang ku kira adalah Typo karena letak hurut 'T' dan 'R' berdampingan (halaman 71) ternyata memang penulis bermaksud kalau nama panggilan Aura adalah Nita dijelaskan di bagian akhir. Ya kalau menurutku sih penjelasan ini sebaiknya ditaruh di depan biar pembaca (saya) ngga ngira itu typo. Trus istilah Nyctopobhia ngga dijelasin apa maksudnya, ya walaupun sekarang jaman googling secepat mengucapkan kata tapi aku pernah diingetin masalah penjelasan istilah sama beta reader ku (Colek Chimut n Minul).
      Trus pas Gefan nemuin ibunya yang pingsan, belum digambarkan kalau ibunya OD jadi kita juga ngalamin shocknya Gefan pas dikabarin ibunya OD. Tak kirain malah karena sakit jiwanya (terpengaruh sama IOIL lagi).
That's My opinion about this book. So, Grab it, it's fresh. 
(gambar bukunya nanti kalau udah ada waktu, postingan ini dibuat saat J-30menit sebelum ngeles, ini aja telat tiga menit)

Tidak ada komentar: