I’m back…
Haha ngga ada ulasan tentang drama Korea di blog ini bukan berarti aku ngga
menontonnya. Hanya saja drama yang sedang tayang tak mampu menstimulus otakku
untuk menghasilkan rangkaian kata (oke cukup, aku juga tidak mau gaya menulisku
terlihat seperti meniru gaya bicaranya Vicky Prasetyo).
Setelah
Falling For Innocence berakhir, drama yang lain tak mampu membuatku addicted. Aku hanya melihat drama-drama itu sekali sebelum atau sesudah subtitle muncul.
Untuk info, yang ku maksud dengan menjadi addicted terhadap suatu drama adalah gabungan dari kegiatan-kegiatan berikut:
- Saat episode baru tayang aku melihatnya bisa minimal dua kali (Streaming version-menunjukkan benar-benar adicted sama drama ini-, raw version, dan sub version);
- Kegiatan sehari-hari memutar ulang episode yang telah tayang;
- Membuka dan ikut berdiskusi di forum Soompi;
- Meng-update dan mentranslate (Korea-English) tentang hal-hal yang berhubungan dengan drama tersebut;
- Menjadikan lagu-lagu OSTnya sebagai Soundtrack of my Day dan memutarnya berkali-kali bahkan mencari chordnya dan memainkannya dengan gitar;
- Mem-follow akun sosial artis dan staff dalam drama; sampai membuat laporan tentang drama itu di blog ini.
Berikut
ini adalah drama yang aku ikuti, dengan level addicted yang berbeda.
Let’s Eat 2
Dengan
masih menggunakan tokoh utama Gu Dae Young yang diperankan oleh Do Joon-Beast,
di Let’s Eat 2 ini menceritakan kehidupan Dae Yong (DY) setelah pindah ke kota
Sejong. Di sini dia bertemu dengan teman SD nya dulu Baek Soo Ji diperankan
oleh Seo Hyun Jin. Oh, aku ingat selain DY tokoh Sesion 1 yang masih ikut
adalah Happy. Dulu anjing ini namanya Barassi anjingnya Soo Kyung. Dibandingkan
di Session 1 Dae Young agak lebih tergambarkan karakter dan perasaanya.
Food
Pornnya juga bisa membuatku batal puasa (untungnya drama ini udah selesai dan
sudah ku lihat, so bagi yang belum lihat jangan coba-coba melihatnya di bulan
puasa kalau memang ngga kuat iman). Dari
sisi Romance nya masih sama seperti Session 1, True Pairingnya disajikan di
akhir episode. Dae Young baru tahu kalau SJ menyukainya setelah dia bertemu
Sang Woo (mantan pacar SJ) di Seoul. Mungkin penyajian True Pairing di akhir
cerita dipengaruhi juga oleh Do Joon yang terlalu malu untuk melakukan adegan
kiss scene. Di BTS (Behind The Scene) saat DY dan SJ ciuman, Do Joon bahkan
sampai kabur karena malu. Saat itu … menyarankan untuk mengenalkan DJ pada
temannya (서게팅-Soketing). Do Joon malah menjawab karena dia seorang idol maka wanita
idamannya adalah para fans. Dasar idol!
Cerita
cinta DY-SJ memang menggambarkan plot klise ‘Perempuan dan laki-laki tidak bisa
berteman’ tapi kisah cinta seperti ini membuatku bernostalgia dengan ‘hubungan
kucing-anjing’ yang pernah ku jalani dulu. Mungkin alasan itulah yang membuatku bertahan
melihat drama ini sampai akhir. Tapi melihat drama ini sampai akhir bukan
berarti aku addicted dengan drama ini. Mungkin jika addicted ku di buat skala
dari 1 sampai 5 drama ini berada di skala 2. Karena aku hanya melihat sampai
akhir tapi tidak mengulangnya. Bahkan ada beberapa episode yang kulihat tanpa
subtitle.
Ex-Girlfriend Club
Kesan
pertama drama ini pernah ku posting, tapi sampai episode terakhir drama baru
yang di bintangi Mong Ji (Song Ji Hyo) ini tak mampu membuatku move on dari
status ‘FFI-Stalker’. Mungkin karena ceritanya terlalu draggy (Istilah untuk
plot yang diuraikan berlarut-larut sampai bagian itu dihilangkan pun sebenarnya
tidak mengganggu logika cerita) sehingga membuatku bosan dan lebih banyak
menskip bagian-bagian tertentu. Sebenarnya konsepnya fresh, hanya saja
realisasi nya kurang greget. Emosi dari masing masing karakter tidak begitu
bersinar. Aku tidak bisa menunjuk apakah ini adalah kesalahan penulis dalam menulis
karakter yang seperti itu atau kesalahan pemerannya sehingga karakternya tak bersinar.
Minat ku
terhadap drama ini berkurang lagi setelah TvN (Broadcast Network yang
menayangkan drama ini) memutuskan untuk memotongnya hanya menjadi 12 epiosde
saja. Hal ini berpengaruh pada episode final yang sangat-sangat mengecewakan
(untuk informasi saja, aku memang selalu kecewa dengan episode final k-drama,
jadi pernyataan ini mungkin tak seburuk seperti yang tersuratkan). Rasa
insecure Soo Jin yang di paparkan dalam dua episode tidak diselesaikan dengan
baik. Perkembangan karakter Myong Soo terkesan setengah-setengah (atau memang
dari awal Myong Soo tidak dibangun karakternya?). Dan kenapa sih final
kissingnya harus malam hari? Aku udah cukup kecewa sama KMHM dan FFI kenapa
Kissing in the dark masih harus muncul di sini juga?
Hal
yang membuatku masih bertahan melihat drama ini sampai akhir adalah ke-cute-an
hubungan antara Myong Soo-Soo Jin (aku curiga jangan-jangan CEO TvN punya nama
yang mengandung kata ‘Soo’ kenapa banyak banget tokoh dramanya yang ada ‘Soo’
nya?). Selain itu aku suka bagaimana Direktor Jo (Sang Wo Do) tidak berakhir
dengan Ra Ra. Aku suka bagaimana drama ini tidak memaksakan bahwa second lead
harus mendapatkan pengganti Female Lead dengan cara yang memaksakan.
Skala
drama ini mungkin 2,5 dibantu oleh OST nya yang catchy. Sayang drama dengan premise yang
lebih baik dari W&C ini harus di pangkas. Yah, inilah salah Resiko melihat
drama di TV cable, rating gagal episodepun dipenggal.
Divorce Lawyer in Love
Awalnya
aku tak tertarik melihat drama ini, kemudian tidak adanya tontonan membuatku
meng-copy drama ini dari warnet langganan. Drama ini menceritakan kisah klasik
love-hate relationship antara Go Cheok Hee diperankan oleh Jo Yeo Jeong (pengucapan Cheok Hee mirip 'Chucky' karena sifatnya yang menakutkan) dan Seo Joong Woo diperankan oleh Yeon Woo Jin.
Para pemain dalam drama ini tidak begitu ku kenal (ingat, tidak ku kenal
bukan berarti tidak terkenal), plotnya juga klise. Lalu apa yang membuatku
bertahan melihatnya? Entahlah mungkin saja karena karakter Seo Joong Woo adalah
karakter pria idaman ku. Mungkin juga karena aku ingin melihat bagaimana mereka. Cheok Hee mendeskripsikan pertemuan mereka karena kebetulan ‘uyon우연’ bukan karena takdir ‘unmyong 운명’. Aku penasaran bagaimana mereka memperjuangkan hubungan yang dihasilkan dari 우연 itu... Drama ini berada di skala 1 di level ke addict-an ku.
Producer
Duh,
aku ngga ngerti juga sama diriku sendiri, kenapa aku ngga addicted drama ini. Directingnya baru, genrenya baru, pemerannya Gong Hyo Jin
Unni (Aku nge-fans sama dia), plotnya menarik, ada dua ship OTP (dua alternatif
pasangan) yang bisa di layarkan kapan saja, ini drama tentang produksi program acara Tv (aku sangat tertarik dengan tema ini) tapi kenapa semua nilai positif ini
tidak bisa membuat ku tergila-gila seperti pada FFI?
Di
postingan sebelumnya aku sudah membahas tentang drama ini. Mungkin aku akan
tertarik setelah FFI selesai. Ya, aku tertarik tapi level ke-addicted-an ku
terhadap drama ini tidak meningkat. Dalam skala ke-addicted-an drama ini bearada di skala 2,
sama dengan drama Let’s Eat 2.
Warm and Cozy
Duh,
aku ngga bisa berkata apa-apa dengan drama ini. Aku sudah menyabarkan diriku
dalam mengikuti drama ini. Hong Sis (penulis skript) lah satu-satunya alasan kenapa aku masih
bertahan dengan drama ini. Banyak nuilai minus di drama ini: plot nya mudah di tebak, tidak ada kejutan-kejutan
di tiap episode nya, akting para leadernya juga tidak begitu bersinar, humornya
juga tidak begitu membuat kita tertawa. Singkatnya drama ini tidak punya 매력 ‘meryok’ atau pesona yang bisa membuat kita tertarik pada drama ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar