Minggu, 14 Agustus 2011

HANYA INGIN MENCINTAIMU (DALAM HATI)


nemu cerpen di lapi pas lagi iseng ngubek2 isi lapi,,, eh nemu cerpen yang kubuat dua taun lalu,,, hummm nyampah lagi,,, check this out! 


“ SIFAAAAAA! Ke HIMA yuk” kata orang yang baru saja datang. Semua orang tak menggubris kedatangannya mereka sibuk dengan urusannya masing – masing ada yang ngurusin rambut yang acak-acakan, ada yang ngerjain tugas, ada yang smsan, dan berbagai kesibukan lainnya. Karena tidak ada jawaban dari dalam, orang tadi kemudian celingak – celinguk mencari orang yang dipanggilnya.

“ Dasar pemalas!  Ayo bangun! Temenin aku ke HIMA ! Aku mau daftar jadi panitia Sidang Umum. Pliisssss!”
Sifa hanya bangun dan pergi ke luar. Dan tanpa rasa bersalah temannya mengikutinya dari belakang dan menyeretnya turun tangga untuk pergi ke HIMA.
“AduuuuuhVe! Bisa ga sih pergi sendiri? Aku ni mau tidur. Tadi malem gue baru tidur jam 2 pagi.!!!”.
“Trus kamu mau tidur dimana?”
“Gue mau tidur di balkon! Udah sana! Jangan ganggu aku !”
“ Ayooo dong sif, bantuin aku. Aku bisa collaps nich kalo ga ketemu ma kak Yuan. Udah tiga hari ini aku ga ktemu ma dia”.
 Ya dia yang bikin aku males nganterin kamu.batinku.
Melihat kesempatan emas saat Sifa melamun Vera segera menyeret Sifa turun ke lantai satu. Dengan setengah enggak niat jalan Sifa berhasil terpeleset. Untung dia hanya ngglundung dua tangga, coba kalau dari lantai tiga ngglundungnya. Kelas A pendidikan IPA bakalan pulang pagi karena nganterin Sifa ke rumah sakit. “makanya ati – ati non kalau jalan” nasehat Vera
“ye... gue jatuh juga gara – gara loe paksa buat ke HIMA... kalo ngga kan aku bisa tidur nyenyak di kelas!”
*****
Sesampainya di HIMA.
Sifa langsung berpapasan dengan Yuan. “ Haii Sif! Mau daftar jadi panitia SU juga ? Kalo kamu sich ga usah di tes wawancara, kan yang jadi koordinator si Didi, kamu tinggal bilang aja mau jadi panitia yang kamu mau pasti langsung di terima tanpa syarat.”
Mendengar  kata Yuan tadi Sifa hanya terdiam. Dengan marah dan meninggalkan vera yang lagi sibuk ngisi  formulir. Yuan yang sadar bahwa ucapannya salah segera mengejar Sifa. Tapi dia tak dapat menemukannya, karena pada saat Sifa marah dia bisa berlari dengan cepat tanpa terkejar.
“ Mampus gue bikin salah lagi ma dia”.
Sepulang kuliah yuan yang dari tadi menunggu Sifa segera maasuk ruang kuliah  setelah dosennya keluar. Dia mencari Sifa. Ketemu! Di pojokkan kelas. Sejak kapan Sifa suka mojok? Mata dia kan minus. Memangnya dia bisa melihat dengan jarak yang begitu jauh?
“ Sif, aku mau ngomong ma kamu!.”
Tidak ada respon dari Sifa. “ Kamu marah ma aku? Biasanya kamu biasa aja kalo aku ngejekin kamu ma Fajar, Antok, Raka atau Ergi! Tapi sekarang kamu marah karena aku ngejekin kamu ma Didi.Bukankamu yang biasanya
Sifa tidak menggubrisnya. Dengan cepat tangan Yuan memegang tangan Sifa. Tapi dengan cepat pula Sifa melepaskan pegangan Yuan tanpa menoleh pada Yuan.
Plis Sif, jangan kaya anak – anak dong. Aku kan udah minta maaf sama kamu! Aku salah apa lagi coba? Plis ngomong, apa salah ku!”
Lagi lagi Sifa tak menggubrisnya. Dan langsung berlari meninggalkan Yuan yang sedang bingung.
“ SIFAAAA! Aku minta maaf kalau aku ada salah ma aku tapi jujur aku ga tau letak kesalahanku.”
Lagi – lagi yang di panggil berjalan terus tanpa menghiraukan panggilan Yuan.
Keesokan harinya, di pertemuan rutin KSI MIST.
“Sifa, kamu aku jadiin sie humas ya?. Koordinator nya Yuan. Kalian kan sama – sama punya motor jadi gampang buat kesana kemari.” Kata Anto.
“Jangan deh kak, aku jadi PDD aja. Masak tiap ada kegiatan aku di jadiin humas terus” apa lagi sama kak Yuan .
Tapi ga ada panitia yang lain ga mau kerja ma Yuan. Tau sendirikandiaorangnyaTolonglah demi  KSI MIST!”
Denga terpaksa Sifa mengiyakan permintaan antok.
“ Tu dia orangnya. Yuan kamu kerja ma Sifa dah langsung dikerjain ja biar lancar dan sukses. Aku pulang dulu ya.”
Dengan sennyum kemenangan Yuan menghampiri Sifa. “ Yuk kita bikin proposal trus minta ACC pak PD III.”
“gila nih orang ga ngerasa bersalah ma aku” batinku . Sifa dan yuan segera memasuki HIMA. Sifa segera mengeluarka laptop nya. Dan segera membuka folder proposal untuk mngedit proposal terdahulu. “coba sini pinjam! Biar sekali – kali aku memegang laptop siapa tau aku besok akan menggunakan laptop ini berdua denganmu” kata Yuan sambil meringis. Mulai kumat isengnya ternyata.
“tidak mungkin! “ kata Sifa cepat. Tapi dibalik ucapan itu Yuan tidak dapat merasakan ada sesuatu yang disembunyikan sebenarnya.
Aduh kelepasan! Kenapa sich aku selalu tergoda untuk membalas segala ucapannya. Sia – sia sudah usahaku kemarin nyuekin dia. Menyebalkan!batin Sifa.
nah gitu dong! Ngomong! perasaan dari kemaren diem aja ntar keterusan gagu baru tau rasa lho!” ucap Yuan bercanda.
“mas Yoga, aku ngundurin diri jadi humas aja deh! aku mau ke perkap aja mendingan aku ngangkutin meja daripada makan hati mulu”
“yah jangan dong Sif, bener deh! Kamu kan anak kesayangannya pak Suratno jadi kalau kamu yang jadi humas kan urusan undangan ma peralatan dah beres semua! Yuan kamu jangan ngeledekin Sifa terus dong jadi ngambek kan?”
“kamu sekarang kok jadi childis n pengaduan banget sih!? Kemana sifa yang dulu?”
Menghilang  oleh rasa cintaku padamu batinku kemudian.
“ Kok diem aja? Kamu kenapa sih? Sariawan? Beneran deh Sif aku lebih suka kamu jujur aja sama aku, meskipun itu bakalan menyakitiku. Aku ga mau kita diem – dieman kaya gini!”
“Maaf kalau aku berubah...” aku hanya ingin mencintaimu dalam hati. Kubiarkan kata –kataku menggantung seperti itu karena aku tak ingin perasaanku hilang terhadapnya.

Tidak ada komentar: