Rabu, 14 Desember 2011

Film : Front Of The Class, Syndrome Tourette Tak Menghalanginya Jadi Guru Teladan

Bradley Cohen adalah seorang guru yang menderita syndrome Tourette. Syndrome tourette adalah penyakit langka yang dimana merupakan kelainan neurologis yang membuat si penderita mengeluarkan suara-suara aneh kadang diikuti oleh gerakan aneh juga.  Ia diketahui menderita penyakit itu pada usia enam tahun. Saat di sekolah ia sering dimarahi oleh guru karena ia mengeluarkan suara aneh seperti gonggongan anjing dan membuat semua murid lain melihat ke arahnya. Ia terkadang dikeluarkan dari sekolah karena hal ini dianggap dapat mengganggu konsentrasi siswa lain. Hingga akhirnya ia mendapatkan sekolah yang mau menganggapya seperti manusia biasa yang ternyata itu membantu mengurangi suara-suara anehnya.


            Orangtua harusnya mendukung dan memberi motivasi untuk lebih percaya diri kepada anak yang memiliki kekurangan seperti Brad. Akan tetapi orangtua mereka malah bercerai. Ia pun berpikiran bahwa ayahnya malu mempunyai anak seperti dia. Ia dan adiknya tinggal dengan ibunya.
            Orang yang tidak “biasa” sering diperlakukan tidak baik oleh orang-orang disekitarnya. Bahkan setelah ia berprestasi dan mempunyai kompetensi yang cukup untuk menjadi seorang guru. Ia sering melamar pekerjaan untuk menjadi guru akan tetapi mereka tidak percaya bahwa Brad mampu menjadi guru yang baik dengan “tourette” nya. Puluhan sekolah ia datangi tapi tanggapan yang sama diterimanya, tanggapan bahwa ia tidak mampu mengajar. Kemudian salah satu sekolah menerimanya. Kemudian ia mulai praktek mengajar di depan siswanya. Pertama dia menjelaskan kekurangannya itu dan menyuruh anak-anak muridnya bertanya apa saja mengenai tourette nya. Dia menjawab semua pertanyaan murid dan mereka merasa senang.
            Metode belajar yang digunakanpun lain dengan metode belajar biasa. Contohnya saat ia mengenalkan geografi mengenai  letak wilayah ia bercerita terlebih dahulu tentang Maxine truk merah besar yang telah berkeliling dunia. Kemudian dia memasang peta besar dan menunjuk daerah yang salah, kemudian semua muridnya menunjukkan daerah yang benar. Suasana mengajar menjadi lebih baik. Ia juga Berusaha keras untuk mengajari Thomas, salah satu muridnya yang tidak bisa membaca. Dengan keseriusannya dan metode barunya itu dia dianugrahi sebagai “Teacher of The Year”
            Film ini menunjukkan kepada kita bahwa siapapun berhak menjadi guru asalkan ia mampu dan mau. Selain itu sosok Brad tak pantang menyerah untuk meraih mimpinya menjadi guru haruslah kita contoh. Hal yang terpenting adalah harus menciptakan suasana yang nyaman saat pembelajaran. 

2 komentar:

Nuel Lubis, Author "Misi Terakhir Rafael: Cinta Tak Pernah Pergi Jauh" mengatakan...

nih film tahun berapa?

Arsifa mengatakan...

tahun 2008. maklum anak desa baru tau ni film juga gara-gara diputer pas kuliah