Aku iseng-iseng naik motor muterin kecamatan ini. Dari Rumah ke tempat Simbah (dari Bapak) ke Sumbergiri, Kuburan Ciboto, Balai Desa, Perempatan Kerjo (dekat SMP),SMP N 1 Ponjong, depan rumah De’Au, Depan Rumah Dawn. Ada beberapa kata yang menggambarkan kecamatan ini, sepi, masa lalu, dan dingin. Sepi, ya ni kota sepi banget walaupun aku udah ngider selama 1 jam ga ada sensasi balapan kaya waktu aku dijogja. Trus kita juga bisa denger suara baling-baling bamboo yang dipasang diatas gunung dalam radius 1 km dari gunung saking sepinya. Masa lalu, berkaitan dengan tempat-tempat yang kusebutkan diawal tadi. Sumbergiri, di depan MTs N Sumbergiri Ponjong ada lapangan luas banget aku teringat jaman-jaman SD saat sering berolahraga disana (padahal jarak tempuhnya 15 menit nyepeda). Dulu kami sering berlari untuk mencapai tempat itu, sebagai salah satu pengambilan nilai juga sih. Aku ga ahli di bidang olahraga jadinya aku biasa-biasa aja pas itu. Trus yang paling menyenangkan tuh pas kita pulang abis olahraga dan lapangannya tuh becek kena ujan, jadi deh kita pulang ke kelas dengan baju penuh lumpur. Bisa dibilang masa kecil yang menyenangkan juga kayaknya.
Kuburan Ciboto, selain tempat istirahat terakhir nenekku, tempat ini juga mengingatkanku akan kenangan saat bersama bapak ibukku saat lebaran tiba. Kakak dari Bapakku tinggal jauh dari rumahku, saat itu aku belum punya Blackcurrent (nama motor kesayanganku) jadinya kita kesana jalan kaki. Aku, Bapak, dan Ibu berjalan. Karena dari kecil kakiku tak bisa diajak berjalan jauh jadinya aku digendong oleh bapakku. Aku minta pada saat itu agar waktu berhenti, sehingga aku bisa digendong bapak selamanya. Tapi waktu tetap saja berputar dan dua hari setelah itu BApak dan Ibuku kembali ke Jakarta dan meninggalkan ku disini dengan kakek dan nenekku.
Balai Desa Genjahan. Disitulah hatiku hancur dan merasa tak dianggap lagi. Aku yang statusnya warga emigrant dari Jakarta susah buat bikin KTP di sini. Hatiku yang kalut saat itu membuatku mutung dan males bikin KTP lagi. Orang lain aja mudah banget kenapa aku susah bikin KTP? Trus tempat selaanjutnya yaitu perempatan kerjo, disana aku teringat akan Dawn dan Candra. Aku teringat Dawn karena diperempata itu kita pisah jalan saat pulang bareng, aku berjalan lurus dan dia belok ke kiri. Trus kalo Candra dia itu temen ku yang pinter banget, tapi umurnya ga panjang, ga banyak sih kenangan ku tentang dia tapi semangatnya buat belajar mengingatkanku kembali tentang keharusanku belajar.
Perjalananku selanjutnya menghantarkan aku ke SMP N 1 Ponjong, SMP yang mengajarkanku tentang bagaimana remaja seharusnya, bacaan-bacaan labil kaya novel romantic, cimon ku sama dawn dan de’au. Trus juga tentang harapan yang tak terduga karena lewat SMP itulah aku bisa samai di sini dan mengenal blog dan dunia internet. Jika tidak mungkin aku sekarang jadi penjaga toko atau pembantu rumah tangga di desa dan hidup apa adanya (mungin juga nenek ku masih hidup). Tempat kenangan lainnya yaitu depan rumah De’Au cimon kedua setelah Dawn yang udah diceritain di postingan ini. Yang terakhir Depan Rumah Dawn yaitu cimon pertama yang uda diceritain di postingan ini juga. Aku kangen sama dia karena 2 tahun lebih ga ketemu, terakhir aku ngomong sama dia pas Ramadhan 2 tahun lalu saat kita sama-sama nengokin temen yang sakit. Ah si boncel itu kenapa aku masih merindukannya ya???
Tidak ada komentar:
Posting Komentar