Jumat, 15 Juli 2011

SKENARIO LASKAR BIRU

“Aku terlalu pengecut untuk berharap bahwa esok hari akan lebih indah dari hari ini,karena aku terlalu takut jika tersakiti saat kenyataan yang tak sejalan dengan harapan, oleh karena itu aku harus mengindahkan hari ini”

Kalimat inilah yang kuucapkan setiap paginya. Tapi hari ini bukan aku yang mengindahkan hariku tapi kalian para laskar jurnalistik : Fina, Cimud, Gotta, Siti dan Neni (oh aku tahu sekarang alasan Fina dan Cimud yang minta kita untuk rapat hari ini).
Tak kusangka kalian membuat scenario seperti itu untukku. Ku kira ulang tahunku kali ini akan sama se[perti ulang tahunku tahun kemarin, tahun kemarinnya dan bahkan sejak awal aku ulang tahun. Seingatku aku tak pernah merayakan dan dirayakan ulangtahunnya.
Berawal dari rapat yang molor pelaksanaannya. Dua jam. Waktu yang lama teman. Tapi maaf aku memang bukan kabid yang baik. Kemudian Neni yang tak datang-datang juga tak membuatku berinisiatif sebagaimana kabid normal lainnya.
Adegan pertama dimulai ketika cimud memberikan petuahnya bahwa seorang kabid harus lah tegas, ga manutan, dan harus punya inisiatif dan bla..bla..bla… (aku ga inget apa lagi mud, tau sendiri kan aku ga bisa mengingat sesuatu yang detail,, maaf). Sungguh kata-kata yang hampir membuatku menangis.
Adegan kedua dimulai saat aku ingin mengakhiri rapat (oh iya jadi inget, rapat tadi kayaknya belum tak tutup ya? Jadi ditutup sendiri2 dengan membaca Hamdalah… Alhamdulillah). Gotta yang ga serius banget mendadak berwibawa dengan mengusulkan untuk memberikan kritik dan saran selama dua bulan kebersamaan kita di jurnalistik. (hei bukankah pas rapat bulletin itu aku udah adain acara itu juga ya?). dan dia yang pertama ngasih wejangan tentang para lascar jurnalistik. “siti, kamu tuh rame bla…bla..bla (dan sampailah wejangannya ke aku) kabid ki harusnya jadi contoh bagi para anggotanya, mbok ya yang tegas sedikit, trus lain kali kalau rapat tuh yang on time wong ya tadi itu ada Siti sama Cimud kan rapatnya dimulai duluan ga papa nanti yang lainnya dikasih tau hasilnya apa. Masak molornya sampai 2 jam” (Hmm,,, kata-kata ne to the jleb tenan je)
Adegan selanjutnya siti yang ga begitu memojokkanku, (makasih ya Ti kamu ga marah-marahin aku kaya yang lain, huhuhu)
Trus yang paling nylekit dari Cimud, yang mempertegas lagi pesannya diawal. (tau ga, aku ngucapin mantra “uljima…uljima…uljima” biar ga nangis… tapi ga bisa. Awas kau mud! Tapi makasih udah ngasih masukannya, aku akan mencoba untuk memperbaiki diriku yang tidak semprna ini)
Sekarang giliran Fina, katanya dia agak kecewa dan sedih karena kepemimpinanku yang ga jelas ini. Aku yang bisa njaga amanah yang diberikan sama MPO untuk jadi kabid, Mianhe,,, ya seperti inilah aku,, tapi aku akan berusaha berubah demi kalian, Hima IPA dan diriku sendiri, makasih udah bikin aku nangis hari ini.
Neni yang kalem pun akhirnya angkat bicara kalau dia belum nemuin pengayom di jurnalistik ini, haduh,,, kalian salah meminta pengayoman dari anak yang kurang diayomi temen-teman, tapi aku akan berusaha, Fighting!!!
Dan yang terakhir, harusnya aku yang gantian mengutarakan kritik dan saran tapi kenapa beralih ke ketua HIMA? Oke, katanya aku mengecewakan karena ga ikut ke merapi nanem2 poon. Tapi aku kan udah bilang zam2 kalau aku sakit,,, trus dia juga bilang untuk memberi contoh pada anggota2nya. Hmm, ia deh aku akan berusaha menuruti apa yang kalian bilang asal itu baik buat jurnalistik n HIMA IPA. Dan terimakasih juga traktirannya, maaf ga nraktir pas ultah yang asli… hehehe,
The last: terima kasih buat kalian yang membuatku merasa aku ada hari ini. Semoga kalian mendapatkan apa yang kalian impikan. Amin……

Tidak ada komentar: