Jumat, 15 Juli 2011

Cidaha The Soundtrack of Story Love

          Cidaha.  Dah pada tau dong singkatan dari judul lagu apa sekaligus penyanyinya ?. Yep! Bener banget. Cinta Dalam Hatinya Ungu. Aku terkesan banget sama MV nya pas ada cewek renang-renang di akuarium atau apalah itu. Yah nggambarin aku banget lah. Kisah cinta yang hanya bisa dinikmati sendiri. Kisah yang masih sama sari SMP hingga kini aku jadi mahasiswa tahun ke dua semester  4.
Ckckck tragis ya. Yah aku bersyukur aku tidak terlahir sebagai ferret yang bakalan frustasi dan akhirnya mati karena  ga dapet pasangan.  Penyebabnya kenapa aku hanya berakhir sebagai secret admirer sejati permasalahan standar, bahwa perbandingan cewek dan cowok di dunia ini udah ga seimbang. Jadi bagi orang yang memiliki harta, fisik, otak dan kepribadian di bawah standar kaya aku gini udah pasti lah berakhir seperti itu.
          Cidaha pertama ku alami saat aku masuk di SMP. Orang yang tidak beruntung aku kagumi adalah Dawn. Aku menyebutnya seperti itu karena di kamus ku dawn berarti Fajar. Yep. Fajar adalah orang pertama yang tidak beruntung untuk dikagumi oleh Ugly duckling seperti ku. Dia adalah teman SD ku. orangnya cukup humoris, pendek (jika dibandingkan dengan cowok-cowok lain di sekolahanku tentunya), rambutnya ikal. Entah apa yang membuatku tertarik padanya. Mungkin karena kami cukup dekat dan sering ngobrol sehingga aku ngerasa ada punya temen di dunia ini. Kasian banget deh tu orang harus mengalami terror dari ku. Jangan beranggapan kalo aku neror dia kaya di film-film remaja labil pake ngancem-ngancem bunuh diri atau ngejar-ngejar pake segala cara buat ngedapetin perhatiannya. Gak seheboh kata terror itu sendiri sih. hal yang kuanggap terror adalah Aku sering curi-curi pandang ke arahnya di setiap kesempatan. Entah saat ujian, saat makan di kantin ataupun saat upacara bendera. Yah itulah perilaku aneh ku terhadap orang yang kukagumi. Tapi anehnya lagi tiap dia ngajakin ngomong aku Cuma diem. Bukan bermaksud nyuekin, tapi taulah,,, aku salting. Pernah seluruh badanku menggigil karena grogi saat dia minjem buku paket matematika ku. Aku merasa senang sekaligus takut pada saat itu. Puppy love yang cukup mengerikan ku kira. Tapi karena dia juga aku merasa hidup ku bersemangat. Semangat untuk masuk sekolah, bersemangat untuk makan dan lain-lain. Cukup lama aku mengaguminya. 2 tahun hingga aku betemu dengan Cidaha 2.
          Orang kedua yang sungguh sangat tidak beruntung itu adalah De’Au. Jangan berharap bahwa dia orang dari Perancis atau orang dari benua lain. Bukan, dia orang Jawa asli. De’Au adalah nama samara yang sering ku tulis di buku catatan ku. taulah, bagi orang-orang yang Cinta nya bertepuk sebelah tangan sering melakukan hal itu (atau hanya aku saja?). Au aku ambil dari singkatan Aurum nama latin dari emas. Jadi nama orang kedua itu adalah DeEmas. Bisakah kalian menerka namanya? Bagi yang sudah tau jawabannya silahkan kirim sms ke nomor 080808080122 dengan format Nama(spasi) jawaban kamu.  Gak lah, just kidding guys. Awal pertemuan kami terjadi saat awal kelas tiga SMP di mana kami di kelompokkan lagi dalam kelas-kelas yang berbeda. Aku tak ingat persis kapan aku jatuh cinta pada dia. Yang kuingat adalah dia cowok yang pintar, dewasa, alim (bukan aliran lima monyet), suka basket (that’s the point) dan juga berkharisma (bukan, dia ga punya motor Kharisma, motornya Vega R merah kog).
Awalnya aku tak tau siapa dia kemudian saat aku mendaftar di salah satu bimbingan belajar, tak menyangka kami satu kelas dan saat itu juga aku mengenal dia lebih dalam lagi. Tapi dibalik semua sifat positifnya diatas dia juteknya minta ampun. Jangan harap dia mau menyapa terlebih dahulu pas ketemu atau berpapasan. Itu lah salah satu point yang membuatku menilai bahwa dia cool banget. Aku mengagumi orang ini selama 1,5 tahun. Itu karena aku dan dia kebetulan di SMA dan di kelas yang sama. Hari-hari kulalui dengan mencuri-curi pandang padanya yang duduk di belakangku. Haha. Tapi aku harus menyembunyikan perasaan ini karena teman sebangku ku juga menyukainya. OMG… poor of me! Masih seperti Cidaha 1 aku ga berani berbicara kepada Cidaha 2. Bahkan walaupun aku dudk di depannya, aku tak pernah menegurnya (jangan Tanya keapa aku kaya gitu, aku sendiri juga ga tau.). Tapi cinta itu hanya bertahan hingga kelas dua SMA saja, dia kemudian jadian dengan teman sekelas ku (bukan teman sebangku ku) mendengar hal ini aku menyerah. Aku merasa ga berani mengharapkannya. Ya gak pantes lah, perumpamaannya tuh kaya hamster dibandingin sama tikus got, kebanting abis. Walaupun sama-sama hewan pengerat kalian pasti juga milih hamster kan?? Yap! Aku tau jawaban kalian. Aku juga milih melihara hamster daripada tikus. Dan Cidaha 3 yang membantu ku melupakannya.
Cidaha 3. Sebut saja dia Udin. Bukan! Bukan Udin sedunia! Itu nama samaran untuknya. Temen sebangku ku pas pelajaran TIK di SMA, orangnya nyebelin banget. Banyak komentar. Kayaknya di dunia ini ga ada yang ga dia komentarin. Sampai-sampai temen-temen pada benci banget sama dia. Termasuk aku pada awalnya. Tapi bener kata Geisha dan pepatah kalau perbedaan antara cinta dan benci tu tipis banget. Saking bencinya aku sama dia akhirnya aku malah jatuh cinta sama dia. Keahliannya dalam ngutak-atik computer membuat ku kagum padanya. Dan benih kekaguman itu pun kemudian berkembang menjadi cinta. Pada saat itu aku tidak lagi jadi diriku yang takut-takut sama orang yang kusukai. Dan akhirnya dia tau aku suka padanya. Tapi kemudian dia berubah menjadi monster dan membenciku. Kami bahkan tak pernah bertegur sapa kalau di kelas. Dia juga menjauhiku. Kemudian kini aku hanya bisa bernyanyi untuk mereka bertiga :
Mungkin ini memang jalan takdir ku
Mengagumi tanpa dicintai
Anita Rohmah Siti Fadilah
Pendidikan IPA UNY

Tidak ada komentar: